Masih ingatkah ibu, bagaimana kita menghabiskan tiap-tiap malam dengan kebersamaan? Ibu selalu tertawa mendengar gurauanku, meski aku tahu itu tidak lucu sama sekali. Hati ibu menangis, aku tahu itu, tapi ibu selalu menyembunyikannya. Ibu selalu mengatakan segalanya akan baik-baik saja, tapi aku tahu ibu sendiri tak yakin dengan kata-kata itu. Aku membaca cerita ibu, yang selalu berusaha ibu
sembunyikan dariku. Cerita perjalanan ibu, yang lebih menyakitkan dari sekedar luka. Cerita tentang pengorbanan yang ibu lakukan, hanya untuk kami berdua. Cerita tentang bagaimana tulusnya ibu mencintai ayah. Ketahuilah, bahwa ibu adalah orang yang sangat dicintai, ada banyak orang yang sangat mencintai ibu, jadi tolong jangan bersedih lagi karena ibu telah kehilangan satu cinta dari ayah.
sembunyikan dariku. Cerita perjalanan ibu, yang lebih menyakitkan dari sekedar luka. Cerita tentang pengorbanan yang ibu lakukan, hanya untuk kami berdua. Cerita tentang bagaimana tulusnya ibu mencintai ayah. Ketahuilah, bahwa ibu adalah orang yang sangat dicintai, ada banyak orang yang sangat mencintai ibu, jadi tolong jangan bersedih lagi karena ibu telah kehilangan satu cinta dari ayah.
Ibu selalu menutupi semuanya dari aku, tapi aku tahu itu. Segala rahasia yang coba ibu pendam sendiri, aku tahu itu. Tapi aku tak mampu berbuat apapun untuk membuat ibu benar-benar tersenyum. Aku tahu segalanya tentang penderitaan ibu, tapi aku hanya bisa menangis melihat ibu bersedih. Ingatkah ibu, waktu itu, ketika semua keluarga ibu berkumpul di rumah kita yang baru saja berdiri, bukankah seharusnya kita bahagia saat itu? Rumah kita ibu, yang kita idamkan dari dulu, telah berdiri sekarang, tapi ibu tidak sebahagia aku, dan aku tahu alasan mengapa ibu seperti itu. Aku mencium pipi ibu berkali-kali dan mengajak ibu untuk keluar bersamaku, jauh dari keramaian keluarga di rumah baru kita. Dalam malam yang begitu dingin, aku melesat membawa ibu dengan motor tuaku yang hampir tidak bisa dipakai untuk melaju terlalu kencang. Aku tahu, ibu menangis dibalik punggungku, namun ibu tetap tertawa mendengar aku berkata, betapa pintarnya aku membuat suasana hati ibu menjadi lebih baik.
Aku ingin mengulang kejadian itu, juga saat-saat teramat pahit yang kita lalui tanpa kehadiran ayah ditengah-tengah kita. Aku menyesal karena tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk membuat ibu tersenyum lebih sering lagi. Aku mengutuk diriku sendiri karena pernah membuat ibu marah dan menangis dihadapanku.
Maafkan aku ibu...
Jangan menangis lagi ibu, bisakah ibu mengabulkan satu permintaanku itu. Luka yang ibu rasakan kini telah menjadi luka bagiku juga. Aku belajar dari ibu, untuk selalu tersenyum dalam keadaan apapun, meski senyum itu adalah sebuah keterpaksaan. Sekarang aku sendiri, tanpa ibu, aku kesepian tanpa kehadiran ibu. Aku rapuh dan hatiku terluka karena hal-hal kecil. Aku ingin menceritakan pada ibu, tentang bagaimana aku mencintai seseorang sampai sedalam ini. Aku jatuh cinta padanya ibu, suka segala tentangnya, juga semua hal kecil yang ia lakukan sekalipun. Tapi aku tahu aku tak boleh melakukan itu, karena nantinya aku juga pasti akan terluka seperti ibu. Tapi ibu tak perlu khawatir soal ini, aku kuat, aku tegar, karena aku terlahir sebagai putri dari seorang ibu yang luar biasa.
Aku ingin tahu, apakah ibu bahagia disana? Aku merindukan ibu... Aku tahu ibu pasti pulang, pasti, meski aku tak pernah tahu kapan itu akan terjadi. Dan saat ibu pulang nanti, aku berjanji tak akan pernah membuat ibu kecewa lagi. Aku janji akan membuat ibu bangga karena memiliki aku. Semua kepedihan hidup yang tengah kita rasakan, bukankah suatu saat itu pasti akan berlalu? Karena itu, tersenyumlah ibu, meski senyuman itu penuh dengan air mata dan pahitnya perjalanan kita.
Aku mencintai ibu...
0 komentar:
Posting Komentar