Assalamu'alaikum, wr, wb
Diriwayatkan
oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata : ”Kami bersama
Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah
jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar : ”Wahai para penghuni rumah,
apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku.”
Rasulullah SAW
bertanya kepada para sahabat : ”Apakah kalian tahu siapa yang menyeru
itu?”
Para sahabat
menjawab:
“Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”
Rasulullah
berkata
: “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya”
Umar bin Khattab
r.a. berkata
: “Ya Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”
Nabi SAW berkata
pelan
: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka
yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan (hari kiyamat)? Sekarang
silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah
apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”
Ibnu Abbas
berkata
: ”Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata
dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya
berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda,
kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke-atas, tidak
kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya
memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan /
kerbau [tsur].
Dia
berkata: “Assalamu ‘alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya
jamaa’atal-muslimin (salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin)”
Nabi SAW menjawab
:
“Assamu lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang
terlaknat) Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa
keperluanmu wahai Iblis".
Iblis berkata : ”Wahai
Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena
terpaksa (diperintah).”
Nabi SAW berkata : ”Apa yang
membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata: “Aku didatangi
oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku
‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam
keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu
muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk
dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan
kepadamu’.
Allah SWT bersabda, ”Demi kemulia-an dan
keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar,
niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena
bencana yang menimpamu”.
Wahai Muhammad, sekarang aku datang
kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau
inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku,
niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang
lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku”.
Rasulullah kemudian
mulai bertanya
: ”Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu
benci?”
Iblis menjawab : ”Engkau,
wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian
orang-orang yang mengikuti agamamu”
Rasulullah SAW : ”Siapa lagi
yang kamu benci?”
Iblis : ”Anak muda
yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT”
Rasulullah SAW : ”Lalu siapa
lagi?”
Iblis : ”Orang Alim
dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar”
Rasulullah SAW : ”Lalu, siapa
lagi?”
Iblis : ”Orang yang
terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”
Rasulullah SAW : ”Lalu, siapa
lagi?”
Iblis : ”Orang miskin
(fakir) yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan
tidak mengadukan keluh-kesahnya”
Rasulullah SAW : ”Bagaimana
kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”
Iblis : ”Wahai
Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama
tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang
sabar”
Rasulullah SAW : ”Lalu, siapa
lagi?”
Iblis : “Orang kaya
yang bersyukur”
Rasulullah SAW
bertanya
: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”
Iblis : “Jika aku
melihatnya meng-ambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”
Rasulullah SAW : “Bagaimana
keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?”
Iblis : “Aku merasa
panas dan gemetar”
Rasulullah SAW : “Kenapa,
wahai terlaknat?”
Iblis : “Sesungguhnya,
jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat
derajatnya satu tingkat”
Rassulullah : “Jika mereka perpuasa?”.
Iblis : “Saya
terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”
Rasulullah : “Jika mereka
menunaikan haji?”
Iblis : “Saya menjadi
gila”
Rasulullah : “Jika mereka
membaca Al Qur’an?’
Iblis : “Aku meleleh
seperti timah meleleh di atas api”
Rasulullah : “Jika mereka
berzakat?”
Iblis : “Seakan-akan
orang yang berzakat itu mengambil gergaji/kapak dan memotongku menjadi dua”
Rasulullah : “Mengapa
begitu, wahai Abu Murrah?”
Iblis : “Sesungguhnya
ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas
hartanya. Kedua, menjadikan orang yang berzakat disenangi makhluk-Nya yang
lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api
neraka. Keempat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak
menimpanya”
Rasulullah : “Apa pendapatmu
tentang Abu Bakar?”
Iblis : “Wahai
Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia
akan mentaatiku pada masa Islam”
Rasulullah : “Apa
pendapatmu tentang Umar?”
Iblis : “Demi Tuhan,
tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”
Rasulullah : “Apa
pendapatmu tentang Utsman?”
Iblis : “Aku malu
dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”
Rasulullah : “Apa pendapatmu
tentang Ali bin Abi Thalib?”
Iblis : “Andai saja
aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya (menukar darinya
kepala dengan kepala), dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya,
tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu”
Rasulullah : “Segala puji
hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai
hari kiamat”
Iblis yang terlaknat
berkata kepada Muhammad : “Hay-hata hay-hata (tidak mungkin- tidak mungkin).
Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat.
Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka
melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang
menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku
sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan
yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang
mukhlis (ikhlas)”
Rasulullah : “Siapa yang
mukhlis itu menurutmu ?”
Iblis dengan
panjang-lebar menjawab : “Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa
cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku
melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu
bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba
yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat) dunia,
dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu.
Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta
termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta
kedudukan (riyasah) termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa
besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu
anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka
telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda
anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda
orang-orang lemah.
Adapun anak-anak muda, tidak ada
perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka
bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku
tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk
kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri
mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang
lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab
yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka
menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau
tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama
tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat
da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan
kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya
[dalam Surah Al Hasyr] :
“(Bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata
pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: ”Sesungguhn
ya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb
semesta alam”.
(QS. 59:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong.
Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada
Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah
kepada Adam dan Hawa,”Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”. Maka,
sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang
lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang
jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah
untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun
ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya
menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari
kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk
neraka hanya karena satu kata saja.
Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara
umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau
shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya:”Masih
ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan
mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang
atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia
menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan
kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya
dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya,’
Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya’. Dan engkau sendiri tahu
wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul
wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat,
ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia
‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia
menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’
[cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku
letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu,
batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai
pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku
perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia
mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya
sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke
dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia.
Dia menjadi pendengar kami yang setia.
Bagaimana umatmu bahagia sementara aku
menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya, ‘Shalat
tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan
ni’mat dari Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit :”Tinggalkanlah shalat,
sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena
Allah berkata :
“Tidak
ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit, …demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar
kamu memahaminya.” (QS. 24:61)
Tidak ada dosa bagi orang yang sakit.
Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam
keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu
Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur,
maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad,
bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam
umatmu dari Islam.
Nabi berkata : “Wahai
terlaknat, siapa teman dudukmu?”
Iblis : “Pemakan
riba”
Nabi : “Siapa teman
kepercayaanmu (shadiq)?”
Iblis : “Pe-zina”
Nabi : “Siapa teman
tidurmu?”
Iblis : “Orang yang
mabuk”
Nabi : “Siapa
tamumu?”
Iblis : “Pencuri”
Nabi : “Siapa
utusanmu?”
Iblis : “Tukang
Sihir”
Nabi : “Apa
kesukaanmu?”
Iblis : “Orang yang
bersumpah cerai”
Nabi : “Siapa
kekasihmu?”
Iblis : “Orang yang
meninggalkan shalat Jum’at”
Nabi : “Wahai
terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?”
Iblis : “Ringkikan
kuda untuk berperang di jalan Allah”
Nabi : “Apa yang
melelehkan badanmu?”
Iblis : “Tobatnya
orang yang bertaubat”
Nabi : “Apa yang
menggosongkan (membuat panas) hatimu?”
Iblis : “Istighfar
yang banyak kepada Allah siang-malam”
Nabi : “Apa yang
memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”
Iblis : “Zakat secara
sembunyi-sembunyi”
Nabi : “Apa yang
membutakan matamu?”
Iblis : “Shalat diwaktu
sahur (menjelang shubuh)”
Nabi : “Apa yang
memukul kepalamu?”
Iblis : “Memperbanyak
shalat berjamaah”
Nabi : “Siapa yang
paling bisa membahagiakanmu?”
Iblis : “Orang yang
sengaja meninggalkan shalat”
Nabi : “siapa
manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”
Iblis : “Orang kikir
/ pelit”
Nabi : “Siapa yang
paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu]?”
Iblis : “Majlis-majlis
ulama”
Nabi : “Bagaimana
kamu makan?”
Iblis : “Dengan
tangan kiriku dan dengan jari-jariku”
Nabi : “Dimana kamu
lindungkan anak-anakmu ketika panas?”
Iblis : “Dibalik
kuku-kuku manusia”
Nabi
:
“Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?”
Iblis : “Sepuluh
perkara”
Nabi : “Apa itu
wahai terlaknat?”
Iblis : “Aku minta
kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta
dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka.
Itulah maksud firman Allah :
“Dan
hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki
dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah
mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan
tipuan belaka.”
(QS. 17:64)
Setiap harta yang tidak dikeluarkan
zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur
riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada
Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan
kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan
akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat
kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari
penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah :
“…dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …” (QS. 17:64).
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya
rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid,
akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka
syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah
panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang
mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang
menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang
membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka
orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah
teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat :
“Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS.
17:27)
Rasulullah
berkata
: “Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari
Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu”
Lalu Iblis
meneruskan
: “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu
Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku
dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun
sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam
sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku: “Engkau dapat melakukan apa
saja yang kau minta”. Akhirnya saya
merasa senang dan bangga sampai hari kiamat . Sesungguhnya orang yang
mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu
Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.
Saya memiliki anak yang saya beri nama
Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan
shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu
sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi.
Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin
menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamer-kan
ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan
sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya
satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi
seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi
celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib
sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak
dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur
tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar pasti
ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang
mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang
melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, ‘ keluarkan
tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu
kelihatan nodanya.
Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak
dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan
menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu
saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih
sempat mengucapkan, “Tidak ada tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang
yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak
memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah
seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan
kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir
orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah (argumentasi)
Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab
celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka.
Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah
sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang
dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.
Kemudian
Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud :
“Jikalau
Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi
rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu
(keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka
jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. 11:119), dilanjutkan dengan :
“Tidak
ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah
baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada
nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku,” (QS.
33:38).
Kemudian
Rasulullah berkata lagi kepada Iblis : “Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah
engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan
menjamin-mu masuk surga”.
Ia, iblis
menjawab
: “Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering
dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci
Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk
surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah
menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk
neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang
saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”.
Maha benar Allah
dengan segala firmanNya…
***
Sumber:
Erva Kurniawan
Sekian,
semoga bermanfaat ^_^
Wassalamu’alaikum, wr, wb
0 komentar:
Posting Komentar